Friday, March 6, 2009

Ada Tunas, ada tanda pertumbuhan dan kehidupan

Hari ini, hari jumat pertama. Pagi aku tidak ada pelayanan misa, soale misa sore hari digabung dengan jalan salib. Hari ini, aku bisa bangun agak siang dikit. Tentu saja tidak lupa berdoa. Setelah berdoa, aku langsung tengok tanaman and merhatiin taman belakang pastoran. Di taman belakang pastoran yang kira-kira satu bulan yang lalu aku bersihin aku pangkas menjadi keliatan bersih. Bonggol-bonggol yang keliatan jelek aku tutup plastic. Belum lagi beberapa hari setelah aku bersihin ada 10 pot bunga baru yang dikirim dari umat untuk tanda kehidupan baru di Pastoran. Maklum mungkin tahun-tahun lalu taman tidak terurus, tumbuhan tidak pernah dipangkas. Atau mungkin tidak ada keberanian untuk memangkasnya menjadi baru. Semuanya serba semrawut (amburadul) keliatan kumuh. Wuihhh aku datang pertama rimbun banget kayak hutan yang tidak terawat. Akhirnya aku beranikan diri untuk memangkas tumbuh-tumbuhan disekitar taman supaya menjadi lumayan bersih.
Yahh hari ini aku udah di tempat baru kira-kira satu bulan lebih. Luar biasa di pagi yang indah hari ini, aku perhatiin tumbuh-tumbuhan di taman ada begitu banyak tunas-tunas kehidupan baru. Aku yakin ketika ada tunas, menjadi tanda ada pertumbuhan dan kehidupan baru. Dan memang benar tumbuh-tumbuhan yang pernah aku pangkas muncul sesuatu yang baru, betapa indah, hijau dan segar.

Nampaknya sepele/ simple banget dechh. Ketika aku memperhatikan, menyiram dan merawat tanaman itu, aku sempat merenung :

Pertama, bisa jadi hidupku bagaikan tumbuh-tumbuhan di taman, yang mungkin ada saatnya tidak terawat, ada saatnya rusak, ada saatnya kumuh, ada saatnya dibiarkan tumbuh begitu saja, etc. Sehingga aku tidak berani untuk memangkasnya menjadi sesuatu yang baru. Karena kita tidak berani memangkas kehidupan kita yang lama, untuk tumbuh menjadi baru, hijau dan segar.

Kedua, kehidupan baru diawali dengan tunas-tunas yang kecil. Tunas itu nampaknya kecil tetapi menjadi tanda pertumbuhan dan kehidupan. Iya selama ini aku beragama, selama ini aku beriman, selama ini rajin berdoa. Beranikah aku dalam setiap kehidupan memangkas kehidupan lama menjadi baru agar tumbuh tunas-tunas baru yang membawa kesegaran harapan baru? Semangat baru? Cara pandang, cara berpikir, cara merasa, dan cara bertindak yang baru? Etc…etc…

Terima kasih Tuhan, Engkau telah menumbuhkan tunas yang baru lebih hijau dan segar. Jadikanlah kami dengan iman yang kami memiliki untuk berani memangkas kehidupan lama menjadi kehidupan baru. Kehidupan yang semakin bertumbuh subur, hijau nan indah dan segar. Tuhan jadikanlah aku, teman-temanku, dan siapa saja yang mau bertumbuh dalam kehidupan baru, rahmat dan anugerahMu. Amin.

NELAYAN OHH…NELAYAN….

Pagi ini, aku pulang dari pelayanan Misa di Susteran tidak langsung pulang ke Pastoran. Aku langsung pergi ke Pantai Pasuruan. Dipantai inilah, aku menjumpai para nelayan pulang dari melaut. Setelah semalam mereka berjuang dalam pekerjaan yang tentu saja penih resiko. Tetapi tohh mereka siap dan berani menghadapi setiap resiko apapun. Badai dan nasib tetap dihadapi dengan optimis.

Wuihhh luar bisa, aku perhatikan setelah mereka mendarat bergembira disambut keluarga yang berharap akan hasil kerjaannya. Hebattt….kegembiraan membuat mereka tidak langsung ongkang-ongkang (nganggur), justru mereka masih bekerja dan berusaha lagi bekerja memilah-milah (memisahkan) ikan yang baik dan yang jelek hasil dari melaut. Ada aneka macam ikan yang tertangkap. Ada yang baik tetapi juga ada yang tidak baik. Wowww ternyata hasil tangkapannya ada juga sesuatu yang tidak baik sesuai dengan apa yang menjadi harapan.

Aku pagi ini belajar bagaimana orang berhadapan dengan kehidupan:

Pertama, ketika orang berhadapan dengan resiko atas kehidupan apapun, orang harus berani untuk menghadapinya bukan menghindarinya. Bahkan saat-saat belum tahu hasilnya seperti apa. Must go on……

Kedua, buah-buah hasil kehidupan setiap saat perlu untuk dipilah-pilah (dipisahkan) mana yang tidak baik dan mana yang baik. Yahh mungkin bahasa kerennya “discernment” (pembedaan roh). Hanya orang yang berani memilah-milah yang baik dan yang tidak baik akan menjadikan hidup semakin dinamis. Menjadikan hidup lebih hidup, tidak sekedar hidup-hidupan, tetapi sungguh-sungguh hidup.

Ketiga, etos kerja membuat semangat kehidupan. Suasana batin yang selalu mengatakan malas ahhh…nggak enakk…bosan……sakit nichh…etc. Justru membuat orang tidak optimis. Maka ubahlah dengan sesuatu yang positif. Aku bisa….aku enjoy….aku happy…aku semangat…etc disitulah aku menemukan etos kerja penuh semangat. Melayani penuh semangat dan gembira dech……..

Terima kasih Tuhan, hari ini aku boleh belajar dari para nelayan. Berkati mereka semua dalam hidup karya pekerjaan mereka. Berkati keluarga, sahabat, teman-teman juga umatMu dalam pekerjaan mereka hari ini. Semuanya hanya demi kemuliaan namaMu. Amin

Pasuruan, 6 Maret 2009